JAKARTA - Puluhan mahasiswa Universitas Teknologi Malaysia (UTM) merayakan peringatan kemerdekaan Malaysia ke-53 dengan menggelar aksi damai. Senin (30/8) kemarin, mereka mengirimkan tujuh kartu ucapan dan parcel melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Salah satunya ditujukan untuk Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Selain SBY, mahasiswa itu juga memberikan kado istimewa kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh, Duta Besar RI di Malaysia Da'i Bachtiar. Juga, ada kiriman untuk Forum Betawi Rempug (FBR), serta Forum Kebangsaan Indonesia (FKI).
Masing-masing akan mendapatkan kartu ucapan selamat hari raya Idul Fitri, serta sebuah parcel berisi kue raya tradisional yang dibungkus dalam toples. Tidak hanya itu, LSM Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) yang pernah melemparkan kotoran manusia di halaman Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia beberapa waktu lalu, juga diberikan sebuah parsel dan kartu ucapan dari mahasiswa UTM.
Aksi damai tersebut diikuti oleh 70 mahasiswa Malaysia dan Indonesia yang menuntut ilmu di Malaysia. Mereka terdiri atas 40 mahasiswa dari UTM Kuala Lumpur, serta 30 mahasiswa lainnya dari UTM Johor Bahru. Kehadiran mahasiswa di KBRI itu langsung diterima oleh Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur Imron Hanafi.
Presiden Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) UTM, M Zaky Omar mengatakan, sebagai akademisi pihaknya tak ingin memperkeruh suasana di kedua negara. "Untuk itu, kami ingin semua damai. Tak ada lagi konflik," ujarnya saat dihubungi Jawa Pos, kemarin.
Dikatakan Zaky, beberapa aksi yang sempat memacu emosi penduduk di Malaysia tidak akan mempengaruhi mahasiswa Malaysia untuk turut berlaku anarkis. "Kami tidak patut membalas perlakuan Indonesia. Karena kami harus belajar saling menghargai," ucapnya.
Untuk itu, kata dia, MPM UTM meminta agar pemerintah Indonesia juga melakukan hal serupa. Yakni menjaga hubungan baik di antara dua negara. "Semoga setelah ini silahturahmi kami tidak terbelah," tutur mahasiswa semester tujuh itu.
Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Malaysia (PPIM) UTM Johor Bahru, Ahmad Haya, mengaku sangat mendukung tindakan rekan-rekannya di UTM. Kata Ahmad, banyaknya pemberitaan yang tidak seimbang, terkadang menimbulkan salah paham terhadap masyarakat. "Rasa cinta kami pada bangsa Indonesia lebih dari segalanya. Tapi kami sebagai akademisi tidak boleh terprovokasi dengan isu-isu yang ada," katanya.
Ahmad menghimbau tindakan mahasiswa di Malaysia juga diikuti oleh mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di tanah air. Dengan tidak melakukan tindakan anarki, itu sudah dianggap membantu Indonesia untuk menunjukkan cermin kepribadian bangsa. "Kita perlu menunjukkan bahwa kita ini bangsa yang ramah, demokratis, dan cinta damai," terang mahasiswa asal Makassar itu. (nuq)
http://www.jpnn.com/read/2010/08/31/71361/Mahasiswa-Malaysia-Peringati-Kemerdekaan-di-KBRI(Sumber: Jawa Poss National Network, JPNN .com | Selasa | 31 Ogos 2010)